Jumat, 17 Juli 2009

Dengarlah wahai Akhwatfillah,,

Ukhtifillah....
(Surat Terbuka Seorang Ikhwan untuk Seluruh
Akhwat di Dunia)

Ukhtifillah,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa
peduli?
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak
perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu
dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,
tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu,
karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Ukhtifillah,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh,
karena akan membuatku mengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap
dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa,
sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku
yang masih penuh Lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu


terlalu suci.

Ukhtifillah,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan
mimpi tak berujung.
Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat
selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani
kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku
karena sucimu kaupertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku
bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Ukhtifillah,
Jangan pernah kautatapku penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk
melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku
seorang yang masih kotor.
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah
burukku, mengenakan pakaian sutra emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor
dari Lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau
termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Ukhtifillah,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang
dengan sepenuh hati membawamu kehadapan
Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam
kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam
rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah
hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir
dalam kitab suci.

Ukhtifillah,
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati
ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu,
mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak
ada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua
lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu,
yang kaubangun dengan segala kekhusyu'an
tangis do'amu.

Ukhtifillah,
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu
pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang
terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,
seperti kisah seorang wanita sudi di masa lalu
yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar
pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada
keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih
Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan
menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.
_maiyatullah_^^

Klasifikasi Akhwat^^


Sekian lama aktif di Rohis, saya mengalami evolusi pemikiran tentang akhwat. Dari sebuah kata yang netral “akhwat” yang artinya “saudara perempuan” menjelma menjadi kata yang penuh nuansa haroki, perjuangan dan ideologis.

Dulu saya kira semua perempuan yang berjilbab sudah dapat dikategorikan sebagai akhwat. Simpel. Sesimpel saya mendefinisikan ikhwan sebagai “lelaki yang aktif di organisasi Islam dan berakhlak baik”. Tapi ternyata kenyataan yang ada tidak sesimpel pemikiran atau tesis saya tersebut.

“Kok si fulanah nggak diajak?” tanya saya menjelang rapat rohis SMA kepada seorang rekan kerja yang berjilbab.

Spontan akhwat itu menukas,”Antum gimana sih? Dia kan bukan akhwat!”

Saya bingung. Berjilbab tapi bukan akhwat.”Lho? Kenapa?”

“Habis dia masih sering pake jeans!” jelas si akhwat tegas. Saya manggut-manggut. Mulai paham, meski agak bingung juga.

Seiring waktu, saya menyadari betapa kompleks istilah “akhwat” itu. Dari kata ‘akhwat” terdapat beragam penafsiran dan jenjang. Secara sosiologis, ada tiga derajat akhwat:

1. Akhwat ‘ammah (asal kata: ‘amm, biasa atau umum). Ini umumnya predikat bagi kaum Muslimah yang baru mulai aktif dalam kegiatan keislaman atau rohis. Mereka rata-rata belum berjilbab. tapi setidaknya berpakaian sopan dan panjang-panjang.

2. Akhwat hanif (lurus). Ini istilah bagi Muslimah yang sudah berjilbab namun perilakunya belum sesuai dengan jilbabnya, misal: masih pacaran, masih mejeng atau nyontek de el el. Tapi kadang Muslimah yang belum berjilbab pun digolongkan dalam kategori ini, tergantung kadar komitmennya, katanya. Umumnya akhwat jenis ini sudah rutin atau punya akses ikut pengajian tarbiyah atau mentoring.

3. Akhwat (tanpa embel-embel!). Ini derajat tertinggi, akhwat idaman. Kriteria umumnya: berjilbab panjang dan lebar bak taplak meja; aktif tarbiyah atau liqo’ dan sangat ketat dalam perilaku keseharian. Inilah garda terdepan dalam motor organisasi dan sudah dapat merekrut dan membimbing dua tipe akhwat sebelumnya. Inilah kader-kader terpilih yang siap tempur siang malam untuk sebuah qoror (perintah) tanzhim (jalur organisasi), dan siap pasang badan dipukuli aparat dalam aksi-aksi demonstrasi massa atau beradu argumentasi di forum-forum diskusi..

Konon jenjang ikhwan juga tak jauh berbeda, kendati lebih simpel. Sesimpel pakaian rekan-rekan kuliah saya: baju koko atau kemeja lengan panjang, celana bahan di atas mata kaki dan sepatu sandal atau sandal gunung. Ada yang bergaya metropolis atau sedikit metroseksual, sebut saja ia:ikhwan borju!J

Kategorisasi di atas memang tidak resmi dan relatif, namun kongkret. Tidak terucap namun terasa. Akhwathanif” umumnya tidak “seketat” akhwat tipe 3 yang selalu berjilbab panjang dan lebar. Akhwathanif” apalagi akhwat‘ammah” masih sering kedapatan berpakaian yang menonjolkan lekuk tubuh atau bergaya trendy dan modis. Implikasinya nampak pada perilaku keseharian baik pada perbedaan gaya bicara, selera obrolan atau jenis kegiatan pengisi waktu. Kosakata di kalangan jilbaber juga kaya dengan istilah-istilah semisal “jilbab trendy”; “jilbab modis” atau “akhwat macho” dll. Yang sayangnya kerap membuat jarak antara ketiga kelompok tersebut.

Ada kasus seorang Muslimah yang berniat betul mempelajari Islam melalui mentoring mendadak futur (istilah untuk Dropped Out) dari kegiatan pekanan itu hanya karena tidak tahan disindir rekan satu lingkarannya karena masih senang pakai jeans atau hobi mendengarkan musik pop atau musik Barat. Atau karena kepergok nonton di bioskop 21 semata-mata karena dia moviefreak. Kendati ia hanya nonton sendirian. Banyak lagi kasus-kasus yang tampaknya sepele, namun cukup banyak terjadi. Padahal karya Dr. Yusuf Qaradhowi Fiqhul Awlawiyat, Fikih Prioritas, sudah jadi bacaan wajib, tapi entah mengapa asas fiqh muwazanat (pertimbangan sesuai kondisi dakwah dan lokalitas) kerap diabaikan. Inilah yang kerap mengganggu citra ikhwan dan akhwat yang sejatinya adalah orang-orang yang tulus-ikhlas, penuh cinta dan berdisiplin spartan. I swear by the God!

Ah, sampai sekarang kata “akhwat” itu masih terdengar rumit bagi saya, mungkin serumit dunianya. Namun, yang mesti jadi pegangan bersama adalah bahwa ukhuwah itu lebih utama, karena nahnu muslimun qobla kulli sya’iin, kita adalah Muslim/Muslimah sebelum segala sesuatu. Selama masih berpegang pada satu Allah dan satu Qur’an dan mengakui Nabi Muhammad sebagai khotamun nabiyyin (nabi penutup), itulah Muslim/Muslimah yang punya hak-hak untuk dihargai dan dikasihi. Inilah basis untuk menyayangi orang lain di luar diri kita atau golongan kita. Inilah sebuah basis kasih sayang universal.

“Islam itu mudah, maka masukilah dengan mudah.” (Al Hadits).

_maiyatullah_^^


Pesan Akhwat Buat Ikhwan


Kami ini senang jika diperhatikan, apalagi jika kalian adalah ikhwah yang dewasa, ikhwah yang mempunyai karisma, atau ikhwah yang alim, atau ikhwah yang bersifat "cool" apatah lagi mempunyai sifat penyayang, walhal kami belum mampu berhijab secara baik. Oleh itu, tundukkanlah pandangan kalian dengan makna yang sebenar-benarnya, dan janganlah kalian ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya.

Kami juga senang mendengar kalian berbicara dengan dan tentang kami, rasa di hati tidak dapat diperkatakan lagi, kami terasa seakan dihargai , namun bagi mengelakkan kelalaian hati kita, oleh itu, cukuplah bicara kalian jika kalian mulai memberi pujian kepada kami meskipun itu hanya sebuah pujian kecil.

Kami juga sukar menahan bayangan-bayangan hati akan kalian para ikhwah, ketika kami merasa para kalian dapat menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayang-bayang kalian, kerana itu janganlah kalian membiarkan kami mencurahkan isi hati kami kepada kalian.

Kami juga inginnya terus dekat dengan kalian para ikhwah, tapi maaf..bukan kerana apa-apa tapi lebih kerana perhatian yang kalian berikan kepada kami, meskipun sesungguhnya kami sangat malu akan hal ini, terkadang kami pun terlepas kata dan laku, malah menjadikan kami dan kalian semakin tak mengenal batas, kerana itu pertama nasihatilah kami akan azab Allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami.

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan) [Surah al-Israa ayat 32]

Katakanlah pada orang-orang lelaki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ........ [Surah An-Nur ayat 30-31]

Janganlah kamu mengikuti pandangan pertama (kepada wanita) dengan pandangan berikutnya. Kerana yang pertama itu untukmu dan yang kedua adalah dosa
[Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Hakim).

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang-orang beriman, hendaklah mereka mengutamakan rasa malu (salah satu akhlak yang mulia) dan iman merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan antara satu dengan yang lain, maka apabila salah satunya diangkat (hilang) maka hilanglah yang lain.
(Hadis riwayat Al Hakim dan At Thabrani)

Sesungguhnya kepala(seorang lelaki) yang ditusuk dengan besi itu jauh lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
(Hadis riwayat at-Tabrani dan Baihaqi)

Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua-dua mata zinanya melihat, kedua-dua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.
(Hadis riwayat Bukhari).

Ikhwah dan akhawat yg disayangi,hidup adalah rangkaian pilihan demi pilihan, hanya orang-orang yang berusaha memelihara hubungan dengan Allah dan mencari ilmu sahaja yang akan memilih kebenaran. Kerana rezeki, maut, dan jodoh setiap manusia telah Allah tetapkan, maka yang perlu kita lakukan adalah bagaimana untuk selalu memperbaiki usaha kita dalam menerima ketiga-tiga perkara itu. Banyak perkara yang kita pandang baik, namun tidak dalam pandangan Allah. Bersabarlah atas takdir Allah, kerana sesungguhnya buah kesabaran itu sangat manis.
_maiyatullah_^^

Kamis, 16 Juli 2009

Ikhwan GENIT....... =)

Mencermati, mendengar, dan melihat kondisi akhir-akhir ini, akhirnya saya berani menulis tulisan ini, Tidak lain untuk menasehati diri sendiri. Bila sudah nulis masak segh mau dilanggar, bila sudah menyeru ke orang lain masak segh diri sendiri tidak melakukannya, gengsi dunk ama Allah, nti di cap Allah sebagai orang yang “ Kaburo Maktan “ (Qs As-Saff 2-3) bisa gaswat total. Di cap genit oleh manusia segh ga begitu masalah, tapi bila di cap “genit “ oleh Alloh sudah menjadi masalah yang teramat besar. [Ingat konteksnya “genit” pada lain jenis yang bukan mahramnya].

“ Ikhwan “ begitu kata bahasa arab yang artinya “ saudara laki-laki”, tetapi ternyata ada perkembangan makna, istilah bahasa indonesianya “ sinekdoke totem pro parte” ikhwan ialah seorang laki-laki yang sholeh, yang selalu ke masjid, seorang aktivis dakwah, mungkin ditambah lagi, jenggoters n congklangers ahh.. begitulah ikhwan. Mencoba menyoroti, duluw saya n teman saya (link mae) membuat kriteria ikhwan black list di bumi mipa, menyoroti ikhwan-ikhwan yang agak nyleneh di mipa [heheh, ada ada aja ya]. Ya karena sifat n karakter mereka ga ikhwan bangetzzz jadi ya dimasukin dalam daftar ikhwan black list. Jujur, saya yang sekarang orangnya open mind, open source (emange linuxers :D ), n ga se saklek duluw (walau duluw juga ga begitu saklek) mencoba membuat kriteria ikhwan genit ( ditunggu bagi akhwat yang saklek, mungkin bisa menambahkan kriteria) :D Diantaranya sebagai berikut:

1.Ikhwan genit akan bergaya dia paham agama tapi sebenarnya biasa-biasa saja.

2.Ikhwan genit jarang ke Masjid, ke Masjidnya pas jum’atan saja. Pas Jum’atan aja masih diselingi ngantuk, rame sendiri, dan sibuk dengan HP nya.

3.Ikhwan genit, akan menyingsingkan celananya alias menjadi sosok congklangers ( biar ga isbal ) di depan para akhwat sedang klo bertemu dengan cewek biasa diturunkan lagi celananya.

4.Ikhwan genit suka chating dengan akhwat, diskusi dengan hal-hal yang ga perlu, katanya segh dakwah di dunia maya, tetapi yang diobrolkan jauh dari nilai esensi dakwah.

5.Ikhwan genit suka nelpon-nelpon akhwat tanpa agenda yang jelas, lama banget, n mendayu-dayu, padahal sms saja bisa.

6.Ikhwan genit, memanfaatkan amanah dakwah nya untuk kepentingan dirinya, dan menseleksi akhwat, menilai akhwat layak tidak untuk dirinya, sekufu tidak dengan dirinya, dan orientasi pribadi lainnya.

7.Ikhwan genit memanfaatkan kepandaiannya dalam skill tertentu untuk menarik akhwat, misal skill memperbaiki komputer,HP, pemrograman, buat blog (site) dan buat proposal atau kerja teknis lainnya.

8.Ikhwan genit berjalan suka jelalatan, klo ada akhwat yang melintas di depannya selalu memberi penilaian, “ akhwat ini 80, akhwat itu 70 … dsb”

9.Ikhwan genit, sok perhatian ke akhwat, mempunyai belas kasihan yang terlalu berlebihan, padahal biasa-biasa saja sebenarnya bisa.

10.Ikhwan genit, suka bercanda dan cair dengan akhwat, dan ga risih dengan syuro yang berhadap-hadapan.

11.Ikhwan genit suka sekali sms tausiyah padahal sebenarnya dia lagi kangen saja sama akhwat idolanya, menurut saya etika sms tausiyah,” sent to all”, ga ada spesifikasi untuk ikhwan/akhwat tertentu, atau untuk lebih berhati-hati ikhwan sms tausiyahnya ke ikhwan dan akhwat ke akhwat.

12. Ikhwan genit yang kebetulan mendapat amanah di kaderisasi, perhatian n sok campur tangan dengan kaderisasi akhwat, padahal jelas-jelas kaderisasi ikhwan dan akhwat benar-banar sesuatu yang terpisah, dan semuanya sudah ada yang ngurusin.

13.Ikhwan genit suka menjanjikan “ nikah “ kepada seorang akhwat padahal itu masih lama banget menikahnya alias ngetek duluan, n yang terjadi akhirnya adalah back street.. wew parah!!

14.Ikhwan genit suka koleksi foto akhwat, dan suka menge-crop foto akhwat yang jadi idolanya, dan lebih gila lagi, menjadikannya background atau screen servernya di komputernya atau laptopnya.

15.Ikhwan genit suka koleksi teman-teman akhwat dengan FS, YM, dan sok perhatian ngasih komen di FS nya.

16.Ikhwan genit ga suka kajian, tapi seneng beli buku, padahal bukunya juga ga di baca.

17.Ikhwan genit suka jalan-jalan di Sunday morning dan melotot lihat akhwat cantik, n ga bisa Godhul bashor, ayo ikhwan tundukkan pandanganmu, biar kami bisa leluasa kalau harus berjalan di depanmu.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, … (QS.An-Nuur[24]:30-310″

18. Ikhwan genit dalam obrolan teman sesamanya yang dibicarakan selalu seputar akhwat, minim membahas ilmu dien, dan strategi dakwah.

19.Ikhwan genit sering berkunjung ke tempat akhwat, banyak sekali alasannya, entah mau pinjem buku, mau ngantar sesuatu, atau apalah tanpa ada alasan yang jelas.

20.Ikhwan genit suka tertawa terbahak-bahak ga karuan kalau lagi berkumpul sesamanya, padahal kelihatannya antheng & alim banget pas di depan akhwat & pas syuro’.

~ Ditulis oleh seorang akhwat yang mungkin bisa dikategorikan akhwat genit yang berusaha banget agar tidak menjadi akhwat genit, kecuali genit untuk suami tercinta nantinya...hehehe ~

Jatuh Cinta ala Ikhwah ,,,


“Jatuh cinta ala Ikhwah? Gak salah tuh? Kok ihwah bisa jatuh cinta? Maksudnya gimana nih?”

Mungkin itulah beberapa pertanyaan dan juga masih banyak pertanyaan lainnya yang bakal muncul di kepala teman-teman semua ketika membaca judul di atas. Bukan ingin cari sensasi atau bahkan menghakimi, tapi tulisan ini lahir semata-mata karena keprihatinan saya terhadap fenomena jatuh cinta antar ikhwan dan akhwat yang cenderung sudah keluar dari koridor syari’at.

Ya…, inilah fenomena yang akhir-akhir ini semakin vulgar muncul ke permukaan. Sungguh sesuatu yang sebenarnya wajar, namun ternyata lebih sering disalahimplementasikan sehingga mengakibatkan degradasi akhlaq, bahkan degradasi iman…!!! Na’udzubillaah.

Antara Cinta dan Ilmu

Kalo kita ngomongin tentang cinta, maka segala kerumitan yang seolah-olah muncul di hadapan kita. Cinta dengan kesederhanaannya, ternyata mampu membawa implikasi serius bagi si pelakunya. Tentu untuk yang mampu membawa cinta tersebut dalam nuansa yang sakral dan halal, cinta akan menjadi sarana yang positif dalam rangka mendekatkan diri kepada sang Pemilik Cinta itu sendiri. Tapi, ketika cinta itu dirusak dan dihiasi oleh nafsu dan maksiat, maka bukan hanya dosa yang akan menjadi tanggung jawabnya, berbagai bahaya lain, baik berkaitan dengan agama, sosial, maupun psikologi si pelaku sendiri.

Lalu bagaimana jika ternyata yang jatuh cinta itu adalah para ikhwan dan akhwat, yang notabenenya merupakan kalangan yang dalam pandangan orang awam adalah orang-orang yang lebih paham tentang agama. Bahkan mereka kerapkali dijadikan standar kebaikan dan panutan dalam akhlak dan pemahaman agama.

Kalo kita bicara idealnya, tentu bagi para ikhwan dan akhwat yang sedang jatuh cinta tersebut menjalin perasaan yang indah itu dalam ikatan bingkai pernikahan. Karena hanya itulah jalan terbaik untuk melabuhkan cinta. Dan saya rasa pun cukup banyak buku maupun tulisan yang menyajikan tata cara ideal menuju pelaminan. Namun, ternyata kenyataan tak seindah harapan. Akhirnya pun ‘pacaran’ pun jadi alternatif.

“Ikhwah pacaran? Kayaknya nggak mungkin banget deh…!!! Masa ada sih yang kayak gitu?”

Ya, inilah kenyataan yang banyak terjadi di sekitar kita. Bukan sekadar prasangka apalagi gosip belaka. Sungguh ironis dan menyakitkan hati memang. Ketika ikhwan dan akhwat yang lebih paham agama dan sudah tahu hukumnya, justru terjatuh dalam penyakit yang mematikan ini.

Bukan cintanya yang salah, namun aplikasi dalam menunjukkan cinta itu yang terlarang. Dan yang menjadikan lebih sakit hati, ketika mereka melakukan itu sementara tahu ilmunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan didatangkan seorang laki-laki pada hari kiamat, lalu dia dimasukkan ke dalam neraka. Maka berhamburanlah usus perutnya di neraka. Kemudian dia pun berputar sebagaimana keledai berputar pada batu gilingan. Maka penduduk neraka berkumpul di depannya seraya berkata, “Wahai fulan, kenapa engkau begini? Bukankah engkau dahulu yang memerintahkan kami dengan sesuatu yang ma’ruf dan melarang kami dari sesuatu yang mungkar?” Laki-laki itu menjawab, “Betul. Aku dahulu memang memerintahkan kalian dengan sesuatu yang ma’ruf, namun aku tidak melakukannya. Dan aku telah melarang kalian dari kemungkaran, namun aku sendiri melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penyebab Cinta Itu Bersemi

Sebelum melanjutkan pembahasan, mungkin akan lebih menarik kalo kita berusaha mencari sumber-sumber yang membuat para ikhwan or akhwat itu pada jatuh cinta. Memang, bahwa cinta itu muncul secara tiba-tiba, namun pun demikian kemunculan cinta itu sendiri pada umumnya dipicu oleh sesuatu hal. Bahasa Fisikanya hukum sebab-akibat.

Tapi karena kali ini kita membahas tentang ikhwan dan akhwat, maka tentu dalam mengkaji asal usul tumbuhnya cinta harus sedikit memahami bagaimana pola pikir dan pemahaman para aktivis tersebut yang tentu saja berbeda dengan kebanyakan orang awam.

Nah, hal-hal apa saja yang mampu menyulut cinta di hati para aktivis itu? Berikut diantaranya :

- Agama dan Keshalihan

Saya rasa ini adalah tolak ukur pertama yang dijadikan pegangan bagi para aktivis itu. Bagaimana tidak… alangkah menyenangkan bisa melihat ikhwan yang rajin shalat, suaranya merdu kalo lagi mengaji, nggak pernah ninggalin puasa sunnah, pinter bahasa arab, hafalannya banyak.. de-el-el… Begitu pula pula, betapa senengnya lihat akhwat yang pake jilbab rapi dan lebar, selalu menundukkan pandangan, dan lain sebagainya. Kekaguman pada ‘kesan alim’ itu yang disadari atau tidak menjadi awal mula munculnya benih cinta.

- Pribadi yang Menakjubkan

Inipun juga standard yang biasanya dijadikan parameter bagi pada aktivis tersebut… Biasanya mereka akan lebih mudah kagum sama orang-orang yang punya tipe aktivis sejati. Aktif di rohis or LDK, aktif di BEM, punya IP yang bagus, berwawasan luas, memiliki jiwa kepemimpinan, tegas, de-el-es-be… Wah, siapa sih yang nggak seneng… Dan biasanya, mereka yang bertipe aktivis sejati ini memiliki ‘nilai jual’ yang sangat tinggi. Nggak perlu susah-susah nyari calon, karena mereka biasanya bakal jadi dambaan di hati para pengagumnya.

- Perhatiannya itu lho…

Siapa sih yang nggak ingin diperhatiin…? Ini juga salah satu daya tarik yang perlu digarisbawahi. Biasanya mereka yang bertitle aktivis tuh punya perhatian dan keprihatinan yang tinggi. Mulai dari lingkungan terdekatnya sampai orang yang nggak dikenal pun mereka perhatian banget… mulai dari sekadar sms, telpon, or say hello, dan akhirnya yang dilimpahi perhatian tuh bakal klepek-klepek tak berkutik.

- Wajah yang menawan plus senyum yang manis

Senyum memang adalah ibadah. Yang dengannya akan terajut ukhwah di antara manusia. Nah, bagaimana jika yang melempar senyuman itu ikhwan, dan yang mendapat senyuman itu akhwat… Begitu juga sebaliknya. Apalagi kalo yang kasih senyum juga punya wajah tampan or cantik… Udah hampir pasti bakal bergemuruh tuh hati.

Nah, kembali ke permasalahan. Apakah itu berarti keempat hal di atas adalah terlarang? Saya rasa untuk mengatakan terlarang secara mutlak adalah suatu hal yang terburu-buru. Mengingat bisa jadi bukan keempat di atas bukanlah suatu yang disengaja oleh pelakunya, melainkan sudah merupakan watak. Apalagi keempat hal di atas merupakan asal muasalnya merupakan sendi-sendi Islam yang hanif.

_maiyatullah_^^


Siapa Bilang Akhwat Tak Pernah Jatuh Cinta?


Aku pernah jatuh cinta. Menurutku mencintai lawan jenis itu lumrah dan manusia. Kalau kita mau mendengar istilah versi Allah, inilah salah satu contoh dari ”Sunnatullah”. Mau dengar ceritanya? Hmm..Begini ceritanya….

Waktu itu aku masih di semester tengah perkuliahan. Rutinitasku kala itu adalah mengunjungi laboratorium komputer saat waktu luang. Seperti biasa, pertama kali yang kubuka adalah kotak masuk elektronikku. Kemudian aku tertarik membuka file power point yang dikirim oleh seorang sahabat. Di dalamnya ada sebuah potret keluarga sakinah. Anak-anak dalam foto itu masih kecil-kecil. Entah mengapa aku tertarik pada bocah berkacamata itu. Selain lucu, pada umur 7 tahun dia sudah mampu menghafal Al-Quran. Setelah kubaca lebih jauh, ternyata bocah kecil ini sekarang sudah dewasa dan menjadi salah satu mahasiswa di sebuah universitas negeri ternama di Bandung. Kau tahu apa yang kupikirkan saat itu? ”Andaikan aku menjadi istrinya…” Begitulah, lucu memang. Sekedar melihat foto masa kecilnya sudah membuatku tertarik.

Suatu saat aku kembali teringat padanya. Karena penasaran aku segera googling, barangkali profilnya dapat kutemukan di dunia maya. Kukorek-korek keterangan dari image. Tetapi nihil. Hanya ada salah satu karyanya di sana, dan segudang prestasinya yang dirangkum oleh orang lain. Ah, sia-sia saja pikirku. Kuputuskan untuk menyerah.

Setiap bulan aku selalu berlangganan majalah Annida. Entah waktu itu Bulan Juni atau Juli, aku tak terlalu ingat. Seingatku waktu itu, aku sedang disibukkan oleh deadline penelitian skripsi. Annida yang kudapat dari seorang teman kubiarkan saja di meja laboratorium. Kemudian aku mengikuti kuliah di siang harinya, dan kubawa saja majalah itu ke ruang kuliah. Saat mata kuliah itu mulai membuatku bosan, kubuka-buka majalah itu. Dan aku mulai beraksi saat kulihat ada nama, foto, dan profilnya di sana. Subhanallah! Kau tahu apa yang kurasakan? Jantungku berdetak kencang sekali.

Aku menoleh ke samping, ada sahabatku di sana dan kuceritakan semuanya. Akhwat itu hanya tersenyum. Selepas kuliah, aku kembali ke laboratorium tempatku mengerjakan penelitian. Suasana laboratorium itu sangat ramai, ada beberapa mahasiswa di sana. Dan berita itu pun segera menyebar ke seantero penghuni laboratorium dari seorang kawan yang jahil. Kemudian seorang teman mengolok-olokku:

”Anak ini? Nggak cakep gini loh…”. Kata seorang kawan. Seorang ikhwan menimpali ”Memang waktu kecil dia hafidz, tapi belum tentu sekarang masih hafidz”. Ujarnya, sambil tertawa. Aku malu sekali waktu itu.

Anehnya, aku tidak selalu ingat padanya. Tidak seperti kawan-kawan lain yang jatuh cinta. Selepas kejadian itu, aku tak lagi ingin membahasnya. Sampai aku lulus dan tibalah bulan Ramadhan. Aku menghabiskan Bulan Ramadhan di rumah. Setiap sore, sambil membantu ibu menyiapkan bahan untuk dimasak, aku menonton televisi. Ada acara Ramadhan yang sangat menarik di salah satu stasiun TV. Dan, MasyaAllah! Ada dia di TV. Saat itu acara ini sedang mengupas profilnya, yang menurut tujuan penayangannya, dia adalah salah satu inspirasi bagi remaja muslim. Akhirnya, tahulah aku tentangnya, tentang keluarganya, tentang aktivitasnya. Satu lagi, dia masih hafidz Al-Quran. Selain itu ia juga menjadi imam shalat malam di salah satu masjid di daerahnya. Hmmm, terbayang lagi impianku yang dulu. Kucoba membandingkan dirinya dengan diriku sendiri. Mendadak kuingat pesan temanku:

”Tak perlu mengharap Muhammad, jika diri tak sesabar Khatidjah, Tak perlu menunggu Ali, jika diri tak secerdas Fatimah”.

Ya, akhirnya aku sadar diri juga. Cinta itu berubah menjadi kasih sayang kepada sesama hamba Allah, dan harapan agar diri ini menjadi lebih baik karena belajar dari indahnya sikapnya. Terima kasih Allah, memberiku kesempatan untuk mengetahui bahwa dia ada, mengijinkanku mencintainya, dan mengajariku hikmahnya.

-Untuk makhluq Allah yang mencintai sesamanya karena Allah SWT-

wina-dian.blog.friendster.com

_maiyatullah_


Kisah Nyata..........

Ini adalah sebuah kisah nyata, dan sebetulnya ana ingin menyampaikan sejak dulu...karena kadang kita terjebak dalam hal yang ragu2 dalam kehidupan ini...termasuk hubungan ikhwan dan akhwat.....
Nanti akan terlihat seseorang yang mengenal harakah islamiyah....seseorang yang mengenal tarbiyah....sangat beda dengan cerita yang ana sampaikan ini......
Ini adalah kisah nyata...insyaallah ana mendengarkan sendiri surat dari ikhwan tersebut yang dibacakan oleh ustad....
Karena ikhwan tersebut minta konsultasi ke ustad....

Ada seorang ikhwan yang menyukai akhwat...beliau memendamnya sangat lama...dan beliau hanya diam dan sebetulnya beliau ingin mengungkapkannya pada saat akhwat itu siap untuk dinikahi...akhirnya ikhwan itu menunggu....menunggu dan menunggu.....
Rasa seneng kepada akhwat itu semakin menggebu saat si-akhwat itu semakin dekat dengan beliau.....
Ikhwan itu belum mau mengatakannya....belum mau..walaupun ikhwan dengan akhwat itu sangatlah akrab seperti layaknya "saudara semuhrim" atau "suami istri"...sering saling
sms,sering jalan bareng,sering ngobrol bareng,sering ngasih tausyiah,sering ber-email secara pribadi...dan lain2 yang nggak layak ana sebutkan disini......

Waktu terus berjalan hingga.......
Tiba2 ada kabar yang mengejutkan ke ikhwan tersebut bahwa akhwat yg dekat dengan beliau baru saja menikah....
Ikhwan itu tidak terima apa yang baru beliau dengar....beliau nggak terima... Sangat sakit hati beliau....sangat sakit.....

Ikhwan itu berusaha melupakan seorang akhwat yg beliau sukai....yang sekarang milik orang lain....
Tapi sangat sulit sekali....rasa suka yang beliau pendam selama ini...akhirnya sia2....tapi beliau tetap memendam dan tetap selalu meingatnya...
Setelah selang beberapa tahun ikhwan dan akhwat itu tidak saling berhubungan lagi... Ikhwan itupun bisa sedikit-sedikit melupakan...tapi rasa sakit itu masih berbekas dihati...

Akhirnya suatu ketika khwan dan akhwat itu akhirnya ketemu lagi karena satu tempat bekerja...
Sejak saat itu timbulah ingin komunikasi lagi,akhirnya ikhwan dan akhwat itu saling komunikasi lagi...
Walaupun tidak langsung, hanya menggunakan email,sms,dll......

Karena nggak tahan si-akhwat menceritakan tentang keluarganya,kehidupan bersama suaminya yang kurang harmonis ke si-ikhwan...karena sudah menganggap ikhwan itu seperti "saudara semuhrim" atau "suami istri"

Apa...apaan...ini......maksudnya apa......
Naudzubillahi min dzalik

Begitu juga si-ikhwan karena nggak tahan beliau ungkapin perasaannya ke akhwat bahwa sebetulnya beliau menyukai akhwat itu sejak dulu masih lajang

Ini juga....apa-apaan......
Naudzubillahi min dzalik

Apa yang terjadi setelah hal itu...hancurlah sebuah rumah tangga..............

Naudzubillahi min dzalik

Komunikasi boleh aja tapi jangan sampai terlalu melampaui batas...

Apa kata ustad setelah menerima surat itu...
"Jangan lakukan lagi berbuatan perbuatan ini...hentikan semua ini...jangan hancurkan keluarga ini....
Anda yang telah menghancurkan keluarga ini....jangan melakukan hubungan dengan akhwat itu lagi"
Ustad itu berteriak sangat keras kepada ikhwan itu....
allahu a'lam

Ada seorang ikhwah yg sering bilang ke ana...............
Bahwa hal2 seperti itu bukan 100% kesalahan ikhwannya dan bukan juga 100% kesalahan akhwatnya....

Dari kalimat diatas maka kita semua harus intropeksi diri dan jangan suka mencari2 kesalahan orang lain...
Mungkin kita yang salah...maka kita harus perbaiki bersama kesalahan yang kita lakukan dengan cara yang baik...

Marilah kita saling menasehati dengan cara yang terbaik...jikalau ikhwan yang melampaui batas kepada akhwat.. akhwatnya harus tegas...itu demi kebaikan juga...begitu juga sebaliknya...sesama ikhwan dan sesama akhwat juga harus ada yang saling mengingatkan...ingat tegas bukan berarti harus marah2...tidak ada cerita di quran dan hadits yang mengatakan menasehati harus dengan marah2........
Karena kita tahu tidak ada manusia yang sempurna.....

Renungan:
Apakah istri atau suami kita kelak tidak akan cemburu jika kita melakukan hal itu? Apakah ALLAH tidak akan cemburu melihat hal itu?
Apa yang kita cintai apakah itu sejati karena ALLAH sampai hal2 diatas itu terjadi? Kalau hal diatas terjadi adalah ikhwan itu hanya ingin memiliki...bukan mencintai... Mencintai adalah jika yang kita cintai itu bahagia kita juga bahagia......kita cinta kepada ALLAH SWT....maka kita senang apabila yg kita cintai juga senang.....itulah cinta sejati.....
Ingat kematian itu sudah pasti...bagaimana kita mempersiapkannya...jangan terlalu melampaui batas dalam menyiapkan pernikahan yang belum pasti.......siapa tahu jodoh kita ada di surga....ingat siapkan apa yang harus kita berikan yang terbaik kepada ALLAH SWT.....

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Rabu, 15 Juli 2009

ketika ikhwan dan akhwat jatuh cinta part 1

Dunia dakwah memang penuh dengan liku-liku. kadang para aktivis dakwah itu sendiri yang terjebak dalam kemaksiatan. Apalagi yang namanya hubungan antara ikhwan dan akhwat yang jika terjadi di kalangan aktivis dakwah sering disebut dengan HUBUNGAN TANPA STATUS.
ada seorang akhwat yang selalu meminta nasehat kepada sang ikhwan yang juga seorang aktivis tarbiyah di sekolahnya.
Suatu hari sang akhwat cuthat kepada sang ikhwan, "akhi, saya sangat kecewa terhadap diri saya soalnya murabbiyahku masih kecewa kepadaku karena saya sudah 3 tahun tarbiyah tapi jilbabku masih jilbab seksi. akhi, apa yang harus ana harus lakukan?". sang ikhwan menjawab,"ukhti sebenarnya dari dulu ana ingin menegur ukhti, tapi ana berpikir biarlah ukhti sadar sendiri dan alhamdulillah murabbiyah ukhti telah mengingatkan ukhti. Oleh karena itu rubahlah penampilan ukhti. jadilah seorang muslimah sejati".
Akhirnya sang akhwat betul-betul merubah penampilannya menjadi lebih baik. kemudian suatu hari sang akhwat curhat lagi kepada sang ikhwan tentang penampilannya. "gimana penampilanku sekarang akhi", tanya sang akhwat. sang ikhwan menjawab," alhamdulillah ukhti sekarang udah jauh lebih baik.
begitulah seterusnya, sang akhwat selalu curhat kepada sang ikhwan sampai akhirnya sang ikhwan merasakan suatu perasaan yang lain dalam hatinya. ternyata sang ikhwan jatuh cinta kepada sang akhwat. begitu juga dengan sang akhwat juga mempunyai perasaan yang sama. dibuktikan dengan seringnya SMSan dan seringnya bertemu walaupun tidak pernah berduaan.
Tapi hubungan mereka makin meleset dari ajaran tarbiyah. jika mereka bertemu atau berhubungan melalui hp yang mereka bahas bukan lagi masalah agama tapi masalah yang lain nya sampai mereka terjebak dalam hubungan tanpa status. di sekolah mereka sering diejek ama temannya soalnya mereka kayaknya mempunyai hubungan khusus walaupun merekla selalu membantah hal itu.

Akhirnya, tibalah bulan ramadhan. sewaktu i'tikaf sang ikhwan merenungi hubungannya dengan sang akhwat dan akhirnya berniat untuk mengakhiri hubungan tanpa status mereka. akhirnya ba'da ramadhan, sang ikhwan tidak langsung mengatakan hal itu kepada sang akhwat. Yang di lakukan hanya mengurangi hubungan mereka. sampai akhirnya sang akhwat sadar akan perilaku sang ikhwan. suatu hari sang akhwat bertanya kepada sang ikhwan,"akhi, kenapa belakangan antum selalu cuek ama ana?". sang ikhwan menjawab," afwan ukhti, bukannya ana marah atau gimana, tapi ana sadar bahwa hubungan kita selama ini ternyata salah. kita mengatakan bahwa kita tidak pacaran tapi hubungan kita layaknya dua insan yang pacaran dan itu merusak dakwah ini. oleh karena itu ukhti mari kita berbenah diri".
akhirnya hubungan tanpa status mereka berakhir.


_maiyatullah_^^

Ikhwan Idaman Akhwat


Kayak gimana sih ikhwan yang dicari, diharepin, dan diinginkan akhwat?

1. Keimanannya dong ya…

Sebagai seorang muslim, tentunya setiap perbuatan kita wajib menyesuaikannya
dengan aturan Islam. Nggak boleh sesukanya. Nah, termasuk dalam hal memilih
calon pendamping hidup, baik ikhwan maupun akhwat. Tapi di edisi pekan ini
kita pengen tahu pendapat para akhwat soal ikhwan idamannya.

Sebut saja Mawar, ia punya kriteria ikhwan idaman, “Yang saleh, baik, cakep,
pengertian, ngerti agama,” paparnya via e-mail yang pertanyaan udah disebar
STUDIA via beberapa mailing list.

“Kalo aku sih pengennya tuh ikhwan taat beribadah alias sholeh, hormat sama
ortu, sopan, baik hati, pinter. Tapi yang jelas yang pertama agamanya harus
OK dan punya semangat berjuang di jalan Allah dengan istiqomah,” tulis
Ninink dalam e-mailnya.

Mila, bukan nama sebenarnya ikutan ngasih komen, “Tipe ikhwan yang disukai,
biasa, standar akhwat: Baik agamanya, baik akhlaknya, baik sama keluargaku,
mengerti aku (egois banget ya? Hehe..), lebih pinter dari aku (tapi bukan
pinter ngeboong ya), punya inner (enak dipandang juga boleh), udah punya
penghasilan en mapan (kalo ini request-an ibuku… hehehe),” Mila
ngejembrengin via e-mailnya.

Hmm.. para ikhwan, kedengarannya sederhana ya? Pengen ngarepin tipe ikhwan
yang sholeh. Nah, masalahnya, amal sholeh tuh kan selalu digandeng dengan
keimanan. Sebab, nggak mungkin ada amal sholeh tanpa keimanan. Nggak mungkin
pula ada orang yang sholeh tapi nggak beriman. Tul nggak?

2. Cakep? Boljug deh…

Ehm… akhwat juga manusia lho. Maka wajar dong kalo kepengen ‘gandengannya’
(truk kaleee..) tuh sedap dipandang mata. Meski nggak semua ngelihat
tampang, tapi ada juga yang ngarepin nilai plusnya. Artinya, imannya oke
tapi ganteng juga dong. Boleh-boleh aja sih.

“Jujur aja kalo ngeliat ikhwan yang cakep mupeng alias muka pengen juga kali
ya, apa lagi kalo dia rajin beribadah. Tapi kayaknya hanya suka sebatas
penglihatan aja kali. Syukur-syukur sih bisa berjodoh ama dia he..he..he..”
tulis Ira di surat elektroniknya.

Sebut saja akhwat berinisial “sg”, doi nulis begini dalam e-mail yang
dikirim ke STUDIA, “Tergantung sih, saya bukan tipe orang yang gampang suka
ama cowok cakep. Sebab, saya suka cowok yang punya kekhasan cara pandang
(ideologis gituuuh), rambutnya gondrong, celananya rombeng, berani
berbicara, seneng baca buku (kecuali komik), terbuka/bijak (dalam arti, saat
menemukan sesuatu yang benar mau menerima dan beralih dari cara pandang
sebelumnya), wawasannya luas, tegas, PeDe, bertanggungjawab, cerdas booo,
jidatnya nggak item, celana nggak nyongklang.” Waduh, nih sih diborong semua
dong? Hehehe.. nggak apa-apa tiap orang kan berbeda selera.

Silakan aja kalo mo nyari yang ganteng or cakep. Sah-sah aja. But, pastikan
dong yang Arjuna-mu itu taat beribadah dan sholeh. Tul nggak? Kalo cuma
cakep doang sih rugi. Tapi kalo ada yang keimanannya oke, ilmu agamanya oke,
dan cakep pula, boleh juga diincer. Asal ada syaratnya, dia juga suka sama
kamu. Gubrak! (iya dong, masa’ sih kita harus bertepuk sebelah tangan—Pupus
dong jadinya)



Selasa, 14 Juli 2009

Menjadi Perempuan Pilihan


Berbahagialah engkau duhai para perempuan. Kalian tercipta begitu rupa, indah melebihi segala pemandangan yang ada. Ini adalah anugerah Tuhan yang harus kalian jaga, biarkan yang berhak saja yang kan tenggelam dalam berjuta pesonanya.

Duhai para perempuan. Kau adalah perhiasan terindah dunia, perhiasan dengan pemaknaan yang berbeda. Berhati-hatilah dari kesalahan persepsi yang ada. Karena bisa jadi, kalian dianggap sama selayaknya emas dan permata. Dijual, dibeli dan dipamerkan di depan berjuta pasang mata.

Duhai para perempuan. Setiap inci tubuhmu mengandung pesona. Jangan biarkan kau hamburkan di pasaran. Lalu setiap tatapan bermanja, banyak tangan menjamahnya, dan bahkan banyak bibir menciuminya. Karena yang kan tersisa, adalah keterpurukan bermahkotakan luka.

Duhai para perempuan. Jangan biarkan umpan rahwana melenakanmu. Tetaplah waspada akan tipu daya. Jangan biarkan mekar segarmu segera layu, pada musim yang tak semestinya. Ada cinta di sana yang kan menjagamu. Dan kau harus sampai padanya dengan tepat waktu. Biarkan Tuhan memapahmu, seiring ikhtiar dan keyakinanmu.

Duhai para perempuan. Untukmu yang baik lelaki baik. Percayalah itu. Maka jaga dirimu, jaga hatimu. Pasrahkan dirimu kelak pada mata yang tertunduk saat dia belum berhak. Pasrahkan pada tangan yang berusaha tak meraba sebelum waktunya. Pasrahkan pada lelaki yang bisa menjagamu, menjaga kehormatanmu dan mampu membawamu ke surga.

Duhai para perempuan. Aku sampaikan ini dengan tulus, sebagai bukti penyesalanku akan tindakan salahku di masa lalu. Karena kutahu sebenarnya, banyak dari kalian yang teramat rapuh dan mudah terayu, oleh para pemain cinta.

Ini karena, masih banyak generasi harapan yang kan lahir dari rahim kalian duhai para perempuan. Dan biarkan generasi itu jauh lebih baik dari kita. Maka, tetaplah menjadi perempuan tangguh, perempuan tanpa keluh meski bermandi peluh. Perempuan yang tak mudah luluh oleh rayuan hati-hati yang keruh.

Senin, 13 Juli 2009

Ciri-Ciri Akhwat sejati


Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…
Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…
Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…
Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…
Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…
Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…
Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…
Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…
Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…
Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…

_maiyatullah_^^

PESAN IKHWAN UNTUK PARA AKHWAT

1. Kami sulit menahan pandangan mata ketika melihat kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan ALLAH kecantikan dan postur yang ideal, kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian, karena itu lebarkanlah pakaian kalian, dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian para akhwat dengan kerudung yang membentang.

2. Kami juga sulit menahan pendengaran kamiketika berbicara dengan kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan oleh ALLAH suara yang merdudengan irama yang mendayu, karena itu tegaskanlah suara kalian, dan berbicaralah seperlunya

3. Kami juga sulit menahan bayangan-bayangan hati kalian para akhwat, ketika kalian dapat menjadi tempat mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayangan-bayangan kalian, karena itu janganlah kalian membiarkan kami menjadi curahan hati bagi kalian

4. Kami juga ingin terus dekat dengan kalian para akhwat, tapi maaf bukan karena apa-apa tapi lebih karena dorongan “itu”, kata dokter sih ada hubungannya dengan hasrat kami, makannya kami selalu mencari cara agar bias untuk terus dekat dengan kalian, apakah itu dengan telefon, sms, chatting, bertemu muka, apalagi klo kalian mau menjadi pacar kami(ehm….ehm…) minimal kami bias berpegangan tangan dengan kalian, karena itu pertama nasehatilah kami akan azab allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami.

1. Kami sulit menahan pandangan mata ketika melihat kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan ALLAH kecantikan dan postur yang ideal, kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian, karena itu lebarkanlah pakaian kalian, dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian para akhwat dengan kerudung yang membentang.

2. Kami juga sulit menahan pendengaran kamiketika berbicara dengan kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan oleh ALLAH suara yang merdudengan irama yang mendayu, karena itu tegaskanlah suara kalian, dan berbicaralah seperlunya

3. Kami juga sulit menahan bayangan-bayangan hati kalian para akhwat, ketika kalian dapat menjadi tempat mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayangan-bayangan kalian, karena itu janganlah kalian membiarkan kami menjadi curahan hati bagi kalian

4. Kami juga ingin terus dekat dengan kalian para akhwat, tapi maaf bukan karena apa-apa tapi lebih karena dorongan “itu”, kata dokter sih ada hubungannya dengan hasrat kami, makannya kami selalu mencari cara agar bias untuk terus dekat dengan kalian, apakah itu dengan telefon, sms, chatting, bertemu muka, apalagi klo kalian mau menjadi pacar kami(ehm….ehm…) minimal kami bias berpegangan tangan dengan kalian, karena itu pertama nasehatilah kami akan azab allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami..


_maiyatullah_^^

Untuk semua Akhwat

Kriiiing, kriiiiing,kriiiiing, pak pos lewat tepat di depan sekumpulan akhwat yang sedang LIQO’ ( ngaji ), tiba-tiba pak pos menghampiri mereka
“assalamu’alaikum”
“waa’alikumussalam” jawab akhwat serempak
“afwan, ukhti… ini ada surat untuk mujahidah” kata pak pos
“ooooh… syukron pak”
“ya.. afwan” jawab pak pos singkat, sesingkat beliau mampir ke tempat itu
“assalamu’alaikum” pamit pak pos
“wa’alaikum salam” jawab jilbaber serempaktak sabaran merekapun membuka surat yang baru saja di terimanya
bereweeeek, sebuah amplop berwarna pink di sobek, lalu seorang murobbiyah pun membacanya, dan mutarobbbiyah khusyu mendengarkannya

“ assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh “ seuntai kata dari surat itu mulai di baca
“wa’alaikum salam warahmatullahi wabaraktuhu” jawab jilbaber lagi-lagi kompak
“ukhti… yang di nantikan syurga “ satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata surat yang di bacanya

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu,mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang di idamkan bahkan bisa jadi kierudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak) menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya ksasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa seklaipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuahnmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa) mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang entum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang snagat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…cantiknya wajahmumu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu

Ukhti…tundukan pandanganmu yang katuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk beranui menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…tajamnya tatapanmu yang) menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu teerhadapa warga sesamamu mu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujhaid-mujahidah kevil tertembak mati, atau dengan cuek bebk membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya baerjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan

Ukhti…lirikan mamatamu yang) menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisny islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprlikaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalolikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengiontai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakuakn sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keleuargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sesombong itukah haitmu, lallu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin) infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosongdan menghawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak) menjamin serutin puasa sunanah senin kamis yang antum laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semanga tr uhani tanpa di sadari turun drastic, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak) menjamin semanis rasa kaishmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memrlukan dakwah

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin) keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga) yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang) masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah) satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu.maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah) terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhalk busuk mu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…pernahkah antum) bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari is tri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan) hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu o0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah,

Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasa n belaka karena merasa berkerudung besar la

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat) perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang laing, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang sautu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…dirimu) menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan is tri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan i tri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi is tri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang

Selesai membaca, tak terasa murobbiyah dan mutarobbiyah pun mengeluarkan butiran-butiran halus dari matanya, mereka menangis, meratapi dan muhasabah bersama dalam liqo’atnya….

Mudah2an bermanfaat……..

_maiyatullah_^^

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin ya Allah ,,

_maiyatulah_

ketika ikhwah jatuh cinta - akhwat berbicara

Ketika ikhwah Jatuh Cinta - Akhwat berbicara

Artikel yang menurut saya lumayan bagus. Meski temanya klasik tapi menarik untuk dibaca karena dari sudut pandang akhwat dan bisa jadi renungan kita. Yah.. selama ini kan akhwat cenderung diam kalo udah masuk ke wilayah cinta. Di saat makin banyaknya aktivis-aktivis dakwah yang sudah kebablasan dalam hal cinta. Menjajakan cinta atas nama dakwah. (afwan Sebenarnya rada sarkas juga sih pemilihan katanya, tapi mesti gimana lagi penggambarannya? susah klo mo pake istilah laen, lagian kita sering nggak ngeh kalo penyebutannya terlalu biasa).

Soalnya kebanyakan (saya nggak bilang semua lho…,) aktivis dakwah sering TP TP sama lawan jenisnya. Itu bisa dilihat ketika dia sering TP TP lewat fasihnya kata-kata, luasnya ilmu, lewat indahnya untaian nasihat, lewat merdunya suara, dkk. Yang jelas motivasinya secara tidak disadari melenceng jadinya, sayang banget khan? Mungkin dan sangat bisa jadi kita pengumbar nafsu. Wah gimana donk?! Maunya show amal dengan fatwa-fatwa agama ke orang lain, eh gak taunya nyari muka, aduuuh sayang banget yak?! Maunya sih kasih comment di FS dengan taushiyah,nggak taunya??? Biar dianggep paling mantep ruhiyahnya.

Hohoho… ini kenyataan lho.. saya sering iseng2 chek comment2 FS “aktivis dakwah”.. yaahh.. lihat aja dari fotonya.. biasanya siy yang ikhwan kalo nggak tampang sholehnya yang dipajang yaa.. gambar mujahid Palestine, atau orang pake sorban (kafiyeh) dengan muka sebagian ditutup. Liat dari gambarnya siy waah.. subhanallah… Militan negh kayaknya! profilenya juga.. mulai dari puisi tentang dakwah, aktiivitasnya dakwahnya yang segambreng, sampe kata-kata mutiara yang bisa bangkitin ghiroh! Tapi pas liat commentnya… hihi… rata2 yang ngisi akhwat.. dengan kata-kata romantis pula..Beberapa contohnya,

“syukron akhi atas tausyiahnya. . jangan bosen-bosen ingetin ana yah…”

(hihi.. nggak ada akhwat yang ingetin anti ya ukh…?)

“Salam.. Lama nggak silaturahim, .. gimana kabarnya? Sekarang kegiatannya apa?”

(penting gitu? Siapa eloe?!)

“Add ana aja akh.. biar nambah ukhuwah… ini alamatnya……, atau kalo mau chating ini alamat YM ana…” (hadooohh… MR-nya nggak marah tuh ukh?!)

Hehe.. masih banyak lagi dah yang laennya.. di FS akhwat juga nggak jauh beda.. biasanya dengan foto kartun bergambar akhwat, kemudian ngeliat profilenya yang lebih mirip biodata untuk taaruf, sampe puisi-puisi cinta.. (haddooohh…) comment2nya pun nggak kalah vulgar dengan yang di atas… cuma bedanya yang ngirimin ya ikhwan… hohoho…. pernah saya iseng sekali2 comment ke akhwat tsb.. “hihihi… gile bener…!!! ikhwan semua tuh yang comment ukh! Mesra-mesra pula lagi! Kenapa nggak sekalian aja ajak taaruf… terus temen2 akhwatnya mana tuh ukh… lagi marahan yah? Sebenernya siapa yang salah ya? Hohoho…”

Ya Allah… begitu halusnya… hingga kita tak menyadarinya. Jangan-jangan saya dan kita mungkin sudah terjebak dalam permainan setan ini?! lambat laun karena tidak sadar, akhirnya kita telah jadi korban.

Tanpa bermaksud menuduh siapapun, tulisan ini tentunya tidak harus membuat kita berhenti terpaku tuk meneruskan berbuat kebaikan, saling menasehati, bertausyiah, berfastabiqul khoirot. Karena berhenti dan sesuatu harus bersandar pada Allah SWT. Namun sangatlah bijak, jika kita mau berhenti sejenak menengok ke dalam relung hati kita yang paling dalam, sudah luruskah niat kita? adakah benih karat yang mencoba menggerogoti? Kenapa tausyiah kita hanya kepada lawan jenis? Padahal masih banyak saudara2 kita sesama jenis yang butuh nasihat kita. Niat & keikhlasan seutuhnya adalah urusan makhluk dengan sang Kholik langsung, manusia lain manapun tidak mampu menilainya. Jika belum lurus, mari kita sama-sama luruskan. Jika merasa berat meluruskannya, mari sama-sama berdo’a semoga Allah memberikan kekuatan lebih dan senantiasa menjauhkan kita dari keterpedayaan. Selamat membaca artikel singkat di bawah ini.

-Farizal-

Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta

Akhwat Berbicara…

Frens fillah…izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral melintang sampai romantisme perjuangan.

Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang di dalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka.

Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?! He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya. insyaAllah akan ana bahas di lain kesempatan. Dengan topik dan judul yang berbeda tentunya.

Oh ya… Izinkan juga ana bicara dari hati seorang wanita (bukan berarti mewakili kaum hawa keseluruhan) ini murni dari suara hati ane pribadi, so jangan men”generalisasi”kan pada semua akhwat. Kalo mau protes ke ane aja, otre?!)

Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Pokoknya ada aktivis dakwahnya, ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) maupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus/kampung) . Pemerannya adalah akhwat en ikhwan. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalao ikhwah jatuh cinta? Hmmmm…. wajar tuh! Fitrah koq! Normal ih! (oke-oke… peace man!) dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang ammah. (af1, maksud ane ikhwah di sini yang tingkat pemahaman keislamannya lebih -sedikit atau banyak- dibandingkan orang ammah/awam). Kalo yang ngakunya ikhwah (ikhwan or akhwat), cara mengelola, memanaj, dan menyikapi, seharusnya, lebih bijak, lebih hati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar’i (warning! Harap dibedakan dengan ikhwah yang “bermasalah” ato “error”, kasusnya beda lagi).

Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujiannya juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Sebagai aktivis yang menyeru ke jalan Allah, ber-amar ma’ruf nahi munkar, godaannya lebih berat lagi. Gimana nggak? Wong aktivis dakwah sholatnya tepat waktu dan berjama’ah di masjid, tilawahnya 1 juz perhari, diamnya dzikir, ma’sturat pagi-petang, qiyamullail, rawatib, en dhuha nggak pernah ketinggalan, amalan-amalan sunnah yang lain pun tetap jalan, bacaannya yang berbau islam, hadirnya ke majelis ilmu dan majelis dzikir, hidupnya hanya untuk dakwah dan jihad fisabilillah… ck…ck….syetan cs pada kualahan tuh! Syuro nya jadi lebih giat buat ngatur strategi jitu.

Tapi yang namanya syetan gak akan kehabisan akal (emang syetan punya akal???!!!) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example, dari hasil nguping pembicaraan manusia, syetan dapet bocoran kalo cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya) , banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini. Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh, en ga ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syetan dkk mengambil cara lain. Sms-sms bernada dakwahpun menyebar. Dari paket taujih, bangunin qiyamullail, nanya kabar, lagi ngapain? Udah makan ato belum? Met ultah yaaa (gubrak! Mang siapa lu, siapa gue???!)

Nggak sampe di situ, syaitan juga semakin canggih mengikuti perkembangan IPTEK. Syetan yang udah lulus kuliah di jurusan teknik informatika membuat program-program khusus di internet dan menyebarkan virus-virus aneh ke computer hati para aktivis dakwah. Yang gak punya komputer pribadi penyebaran virusnya bisa lewat flash disk, CD room, kabel data, disket dan lain-lain (nyambung gak seh? Ya disambung-sambungin aja ya!). berbagai fasilitas di dunia maya telah disajikan. Mulai via email, chatting, fs dengan testinya, sampai sebuah situs yang memfasilitasi para netter agar bisa berinteraksi dan memiliki komunitas sambil menampilkan foto dirinya. Semua hadir di tengah kita untuk memudahkan komunikasi. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan aktivis dakwah untuk bersilaturrahmi, sharring pengetahuan, diskusi dakwah, menjalin ukhuwah, dsb. Dst. Ada juga yang niatnya mencari pasangan hidup. (Itu mah kembali ke diri sendiri. Mau pake jalur “swasta” [nyari sendiri] ato jalur “negeri” [lewat murabbi] yang jelas keberkahan harus tetap dijaga. Saran ane, senantiasa luruskan niat! Di awal, di tengah, sampai akhir).

Nah, dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah… .namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl, skul-kul-or ker, dmn? Nama? ada fs? Email? Sampai tukeran no HP (waduh koq tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Sstt…amniyah ^_^). Nggak cukup sampe di situ, follow-up nya adalah sms-sms taujih dan kata-kata penyemangat. Ada juga yang ngirim berita/artikell islami lewat email. Atau sekadar berbalas testi di friendster. Ada juga yang janjian chatting di YM (Yahoo Messanger) dengan dalih melanjutkan perbincangan yang sempet tertunda di chatting perdana.

Yah…begitulah hubungan itu berlanjut sampai akhirnya ada kata ta’aruf dilontarkan, ada kata khitbah diajukan, dan ujungnya, sebuah pernikahan dilangsungkan. Nggak semua seh yang sukses sampe tahap itu. Sang Sutradara-lah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasa-Nya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggaman-Nya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka., mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan. Lebih tepatnya ketentuan yang diikhtiarkan. Semua tetap dibawah kuasa dan kendali-Nya. Makanya kita disuruh memaksimalkan ikhtiar, rajin-rajin berdo’a, lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya (tawakkal). insyaAllah, apa yang menjadi pilihan kita, akan dimudahkan dan diberikan yang terbaik. Allahlah Yang Maha Tahu, so nikmati dan syukuri lah apa yang telah diberi. Semua pasti ada hikmahnya. (Lho koq jadi kemana-mana ya?!).

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antm, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?

Sekali lagi, berhatihatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.

Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya gak mau memakai label “ta’aruf” untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat “coba-coba”. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. So, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya. (Tuh kan jadi kemana-mana lagi. Tapi gak papa deh. Setidaknya unek-unek ana dah keluar, fiufh lega!)

Di depan tadi kita bahas apaan sih? Oh ya, ketika ikhwah jatuh cinta. Ana ga akan bahas panjang lebar karena ana tau kalian pasti akan bosan membaca celotehan ana yang “njelimet”. Tapi izinkan ana mengutip beberapa bait tulisan yang ada di majalah al izzah edisi 11/th4/jan 2005 M sebagai perenungan bagi jiwa-jiwa yang merindukan kehadiran sang teman sejati untuk melangkah bersama menuju jannahNya…

_maiyatullah_^^